Breaking News

Pelatihan Komunikasi Efektif dalam Pelayanan Primer Digelar di Universitas Andalas, Kerja Sama dengan Puskesmas Pauh


Tabloidbijak.co - Ketua Departemen Pendidikan Kedokteran Universitas Andalas, Dr. dr. Laila Isrona, M.Sc, menegaskan bahwa kolaborasi antara institusi akademik dan fasilitas layanan primer merupakan jembatan penting agar ilmu pengetahuan yang diajarkan di kampus tidak berhenti di ruang kelas, tetapi benar-benar sampai ke masyarakat. Ia berharap kegiatan seperti Pelatihan Komunikasi pada Pelayanan Primer dapat terus berlanjut dan menjadi contoh nyata bagaimana pengabdian perguruan tinggi hadir untuk memberi manfaat langsung (25–26 September 2025).

Pelatihan ini diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Andalas bekerja sama dengan Puskesmas Pauh, Kecamatan Pauh, Kota Padang, yang berlokasi di Kelurahan Cupak Tangah. Kegiatan berlangsung selama dua hari di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dengan melibatkan para tenaga kesehatan mitra Puskesmas Pauh.

Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran, dr. Rauza Sukma Rita, Ph.D, yang dalam sambutannya menekankan bahwa komunikasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan. Hadir pula Ketua Medical Education Unit, diwakili oleh dr. Westi Permata Wati, M.Pd. Ked, serta Ketua PKM Pelatihan pada Layanan Primer.

Sebanyak tiga puluh peserta mengikuti pelatihan ini, mulai dari dokter, perawat, bidan, petugas rekam medis, analis laboratorium, customer service, hingga petugas keamanan. Mereka semua adalah wajah terdepan pelayanan kesehatan di Puskesmas Pauh, yang setiap hari berinteraksi langsung dengan pasien dan masyarakat.

Pelatihan ini menghadirkan berbagai narasumber lintas disiplin yang membawakan sesi-sesi interaktif dan aplikatif. Pada Hari Pertama, setelah pembukaan oleh panitia, Kepala Puskesmas Pauh, dan Dekan FK Unand, rangkaian materi dimulai dengan paparan dari Dr. dr. Laila Isrona, M.Sc mengenai Prinsip Komunikasi Efektif (verbal, nonverbal, active listening). Materi berikutnya disampaikan oleh Bd. Laila, SKM., S.SiT., M.Keb yang menekankan pentingnya Komunikasi Empatik dan Berpusat pada Pasien. Sesi ketiga dan keempat dipandu oleh Bd. Maharani Permata Sari, S.Tr.Keb., M.Keb, yang membahas Komunikasi pada Situasi Sulit (menghadapi pasien marah, keluarga cemas) serta Teknik Komunikasi Tim (SBAR, briefing-debriefing, feedback).

Memasuki Hari Kedua, kegiatan diawali dengan sesi Edukasi Pasien dan Keluarga dengan Bahasa yang Mudah Dipahami oleh Dr. Elva Ronaning Roem, M.Si, yang menekankan teknik menjelaskan penyakit, obat, dan pencegahan secara sederhana agar mudah dipahami masyarakat.

Berikutnya, Ns. Muthmainnah, M.Kep memandu dua sesi, yaitu Komunikasi dalam Tim Kesehatan (peran, kolaborasi, etika) dan Simulasi Terpadu Pelayanan Puskesmas, yang melibatkan skenario pasien datang, tim menangani, hingga koordinasi rujukan. Sementara itu, Dr. Sarmiati, M.Si dari FISIP Universitas Andalas, memberikan perspektif interdisipliner dengan membawakan materi Penanganan Konflik dalam Tim Kesehatan, yang memperkaya wawasan peserta dari sudut pandang ilmu sosial.

Salah satu narasumber, Dr. Elva Ronaning Roem, M.Si, mengingatkan bahwa komunikasi kesehatan bukan sekadar berbicara, tetapi memastikan pesan benar-benar dipahami oleh pasien. Informasi medis yang rumit perlu disampaikan dengan bahasa sederhana agar keluarga dan pasien mampu mengerti serta menindaklanjuti arahan yang diberikan. Menurutnya, keberhasilan komunikasi baru terlihat ketika edukasi yang diberikan mendorong perubahan sikap maupun tindakan menuju hidup sehat.

Peserta memberikan kesan yang beragam namun positif. Seorang perawat menyebutkan bahwa pelatihan ini membuatnya sadar pentingnya menghindari istilah medis yang membingungkan pasien. Seorang bidan merasa lebih percaya diri menghadapi banyak pertanyaan dari keluarga pasien karena kini ia tahu bagaimana mengarahkan percakapan agar lebih fokus. Petugas rekam medis mengaku lebih termotivasi untuk menambah keramahan dalam interaksi sederhana di meja pendaftaran, karena ternyata komunikasi kecil dapat menciptakan kenyamanan besar bagi pasien.

Kepala Puskesmas Pauh, dr. Mela Aryati, M.Kes, mengapresiasi pelatihan ini. Menurutnya, komunikasi adalah pondasi pelayanan kesehatan primer karena mampu menghadirkan rasa aman dan menumbuhkan kepercayaan masyarakat.

Suasana kegiatan berlangsung hangat dan penuh antusiasme. Selain mendapatkan ilmu yang bermanfaat, peserta juga pulang dengan membawa souvenir dari panitia. Hal itu menambah semangat mereka, sekaligus menjadi kenangan manis dari pelatihan yang tidak hanya membekali keterampilan, tetapi juga meninggalkan kesan kebersamaan yang erat.

Pelatihan ini pada akhirnya menegaskan bahwa komunikasi yang efektif adalah kunci dalam pelayanan kesehatan. Dengan komunikasi yang jelas, empatik, dan manusiawi, tenaga kesehatan dapat membangun kepercayaan, mengurangi salah pengertian, serta memperkuat hubungan antara fasilitas kesehatan dan masyarakat yang mereka layani.

No comments