Breaking News

Tsunami Drill Zone/Latihan Evakuasi Tsunami di Padang, Pemerintah Dorong Warga Siaga Tanpa Panik


Tabloidbijak.co - Pemerintah Kota (Pemko) Padang menggelar Tsunami Drill Zone Padang sebagai bentuk latihan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana tsunami.

Salah satu titik penting simulasi ini adalah Mal Pelayanan Publik (MPP) yang dikelola oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di lantai 4 Plasa Andalas, kawasan yang telah ditetapkan sebagai zona merah dalam peta rawan tsunami.

Kepala DPMPTSP Kota Padang, Swesti Fanloni, menjelaskan bahwa pihaknya bersama seluruh pegawai serta masyarakat yang sedang beraktivitas di MPP turut serta dalam simulasi tersebut.

Kegiatan dimulai dari lantai empat Plaza Andalas menuju titik evakuasi yang telah ditentukan, yaitu Pasar Raya Fase VII lantai empat.

“Kami mengikuti tsunami drill atau simulasi evakuasi tsunami ini dari lantai empat Plasa Andalas. Kami juga mengedukasi masyarakat yang sedang beraktivitas di MPP agar ikut serta dalam simulasi bersama petugas layanan di seluruh gerai,” katanya, Rabu (5/11/2025) siang.

Dalam pelaksanaan simulasi, DPMPTSP Kota Padang mencatat waktu tempuh rata-rata peserta evakuasi dari MPP menuju titik aman.

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kelompok dengan kondisi fisik beragam, mulai dari warga lanjut usia hingga yang muda, memerlukan waktu sekitar 18 menit untuk mencapai lokasi aman dengan berjalan kaki.

Menurut Swesti, angka tersebut menjadi bahan evaluasi untuk mengukur kesiapan masyarakat dalam menghadapi situasi darurat sesungguhnya.

Ia menilai bahwa kegiatan ini tidak hanya berfokus pada latihan teknis, tetapi juga meningkatkan kesadaran publik terhadap risiko tsunami dan pentingnya memahami rute evakuasi.

“Tujuan utama kami mengikuti kegiatan ini adalah untuk membangun kesiapsiagaan bersama, mengedukasi warga agar memahami respons yang tepat saat terjadi bencana, serta meminimalkan dampak dari tsunami,” katanya.

Tantangan di Lapangan

Swesti mengakui, tingkat kesadaran masyarakat Kota Padang terhadap isu kesiapsiagaan bencana sudah menunjukkan kemajuan positif.

Hal ini terlihat dari respons cepat warga ketika sirene tanda bahaya dibunyikan. Banyak di antara mereka yang langsung mengikuti arus evakuasi tanpa menunggu instruksi tambahan.

Meski demikian, masih ditemukan sejumlah kendala di lapangan. Salah satunya adalah kebiasaan sebagian warga yang memilih menggunakan kendaraan bermotor saat evakuasi, alih-alih berjalan kaki sebagaimana prosedur yang dianjurkan.

“Masih ada masyarakat yang merasa takut lalu menggunakan kendaraan. Ini berisiko bagi peserta evakuasi yang berjalan kaki karena dapat menimbulkan kepadatan dan bahaya di jalur evakuasi,” kata Swesti.

Pemerintah Kota (Pemko) Padang, lanjut Swesti, telah berupaya maksimal menyosialisasikan kegiatan tsunami drill melalui berbagai saluran informasi. Sosialisasi dilakukan tidak hanya lewat kanal digital, tetapi juga melalui komunitas warga, Kelurahan hingga tingkat RT.

Langkah ini dinilai efektif untuk membangun budaya siaga di tengah masyarakat, terutama di wilayah pesisir yang berisiko tinggi terhadap bencana tsunami.

“Kami melihat Pemko Padang sudah cukup maksimal dalam menyampaikan informasi mengenai tsunami drill dan peta aman tsunami. Pemerintah juga aktif melibatkan camat serta lurah agar pesan ini menjangkau seluruh warga,” katanya.

Simulasi tsunami kali ini dilakukan di hari kerja, ketika aktivitas ekonomi dan pelayanan publik masih berlangsung normal.

Kondisi itu menjadi tantangan tersendiri karena masyarakat harus menyeimbangkan antara kegiatan harian dan latihan kesiapsiagaan.

Swesti menegaskan bahwa keikutsertaan warga dan pegawai di tengah aktivitas kerja menjadi bukti komitmen bersama untuk melatih kesiapan diri menghadapi situasi bencana tanpa mengganggu roda perekonomian.

“Kami berharap, jika suatu hari hal seperti ini benar-benar terjadi, meski tentu tidak diharapkan, masyarakat sudah memahami langkah penyelamatan diri dengan cepat dan tepat,” katanya.

Titik Evakuasi Utama

Pasar Raya Fase VII telah ditetapkan oleh Pemko Padang sebagai salah satu titik utama evakuasi tsunami.

Bangunan ini dinilai memenuhi standar keamanan karena berada pada ketinggian yang aman dari permukaan laut dan telah diuji oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang.

Meski demikian, Swesti menyarankan agar pemerintah juga memanfaatkan bangunan-bangunan bertingkat lain di sekitar pusat kota sebagai shelter alternatif.

Menurutnya, jika seluruh warga hanya diarahkan menuju satu titik evakuasi, hal itu berpotensi menimbulkan kepadatan dan memperlambat proses penyelamatan.

“Ke depan, gedung-gedung tinggi yang kokoh di sekitar pusat kota bisa dijadikan shelter evakuasi setelah gempa besar terjadi. Prinsip kehati-hatian tentu menjadi prioritas utama," katanya.

Melalui kegiatan Tsunami Drill Zone Padang ini, Pemko Padang, katanya, berupaya menjaga kesiapsiagaan masyarakat di tengah risiko bencana alam yang selalu mengintai.

"Latihan ini diharapkan tidak hanya menjadi rutinitas tahunan, tetapi juga budaya keselamatan yang melekat di kehidupan masyarakat," tuturnya. (adl)

No comments